Minggu, 09 Februari 2014

TIPS CARA PRAKTIS DALAM PEMBUKUAN

TIPS CARA PRAKTIS DALAM PEMBUKUAN
1. Melakukan penyusunan proyeksi arus kas sebelum memulai usaha.
Hal ini bisa digunakan untuk melihat prospek dari usaha tersebut. Dan juga mempersiapkan cadangan modal usaha yang lebih besar dari asumsi modal yang dibutuhkan dalam proyeksi aliran kas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga dalam perjalanan bisnis usaha anda.
2. Pencatatan transaksi tidak boleh ditunda (update).
Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan setiap kejadiaanya dan tidak boleh melewatkan satu transaksi untuk dicatat. Jika tertunda, maka tidak akan menghasilkan laporan yang akurat dan tepat.
3. Tidak mencampur keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi.
Termasuk diantaranya pembedaan atau pemisahaan rekening perusahaan dengan rekening pribadi. Sekecil apapun perusahaan anda, jangan mencampur adukan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dengan pribadi. Hal ini dilakukan agar informasi keuangan perusahaan menggambarkan aktivitas keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
4. Setiap transaksi yang tercatat harus ada buktinya.
Pencatatan transaksi yang tercatat harus disertai bukti berupa nota, invoice, kwitansi dan lain- lain. Hal ini dilakukan sebagai kontrol atas pencatatan transaksi dengan bukti autentiknya. Tanpa bukti transaksi, pembukuan keuangan dianggap tidak sah.
5. Pembuatan Form-form khusus.
Hal ini digunakan untuk memudahkan pencatatan, misalnyga untuk pengeluaran rutin menggunakan form warna kuning, pemasukan warna hijau dan lain sebagainya.
6. Penempatan file khusus untuk setiap transaksi.
Cara ini dilakukan untuk memisahkan penempatan file-file transaksi agar terlihat rapi dan mudah dalam hal pencarian. Penempatan file yang dipisahkan diantaranya file penjualan, pembelian, bukti bank masuk dan keluar, bukti kas masuk dan keluar dan lainnya.
7. Membuat list dan memperhitungkan depresiasi atau biaya penyusutan aset-aset perusahaan seperti bangunan, kendaraan, peralatan dan perlengkapan perusahaan. Untuk memudahkan , biaya penyusutan dihitung setiap setahun sekali saja. Aturan depresianya harus sesuai dengan aturan perpajakannya.
8. Pastikan setiap periode membuat laporan berupa neraca, laba rugi, modal, aliran kas, penjualan, piutang, pembelian, hutang dan laporan persediaan. Dengan dibuatnya laporan tersebut, pemilik usaha bisa memantau terus setiap bulannya mengenai perkembangan usahanya.
Software akunting / keuangan yang tepat akan membantu anda dalam melakukan 8 point di atas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar